Firman Allah, "Dan pada sebagian malam hari shalat
tahajudlah kamu sebagai suatu tambahan ibadah bagimu."
Ibnu Abbas
berkata, "Apabila Rasulullah bangun pada malam hari, beliau selalu bertahajud.
Beliau berdoa:
'Allaahumma
lakalhamdu anta qayyimus (dan dalam riwayat mu'allaq: Qayyamu 8/184)
samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, laka mulku (dan dalam satu
riwayat: Anta rabbus) samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta
nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus
samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa'dukal haqqu, waliqaa uka
haqqun, waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna
haqqun, wa muhammadun sallaahu 'alaihi wa sallama haqqun, wassa'atu haqqun.
Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa'alaika tawakkaltu, wa ilaika
anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa
akhrartu, wamaa asrartu wamaa a'lantu, [wamaa anta a'lamu bihii minnii], antal
muqaddimu wa antal muakhkhiru, (anta ilaahii 8/ 198), laa ilaaha illaa anta, au
laa ilaaha (lii 8/167) ghairuka.'
'Ya Allah, bagi Mu
segala puji, Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah
segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan (dalam satu riwayat: Engkaulah Tuhan)
langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah
Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mulah
segala puji, Engkaulah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji,
Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar,
firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar,
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah,
hanya kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya
bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya
berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya
sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada
saya. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan. (Engkaulah
Tuhanku 8/198), tidak ada tuhan melainkan Engkau, atau tiada tuhan (bagiku
8/167) selain Engkau'."
Mujahid berkata, "Al-Qayyuum artinya yang mengurusi segala sesuatu." Umar[3] membaca "Al-Qayyaam", dan keduanya adalah benar.
Aisyah
berkata, "Rasulullah shalat (malam) sebelas (dan dalam satu riwayat: tiga belas
2/52) rakaat. Memang begitulah shalat beliau. Beliau sujud dalam shalat nya itu
untuk satu kali sujud selama seseorang dari kamu membaca kira-kira lima puluh
ayat sebelum beliau mengangkat kepalanya. Beliau biasa melakukan shalat (sesudah
mendengar azan subuh) dua rakaat yang ringan dan (sebelum shalat subuh) sehingga
aku bertanya-tanya, 'Apakah beliau membaca al-Faatihah?' (2/53). Kemudian beliau
berbaring di lambungnya yang kanan, hingga datang orang memberitahukannya untuk
shalat (subuh)."
Jundub
berkata, "Nabi sakit, maka beliau tidak mendirikan shalat satu malam atau dua
malam."
Anjuran Nabi dengan Sangat untuk Mengerjakan Shalatullail dan Shalat-Shalat
Sunnah lain, Tetapi Tidak Mewajibkannya
Aisyah berkata, "Sesungguhnya
Rasulullah meninggalkan amal padahal beliau senang untuk mengamalkannya, karena
takut manusia mengamalkannya lalu difardhukan atas mereka. Saya tidak (pernah
melihat Rasulullah 2/54) melakukan shalat sunnah seperti shalat sunnah dhuha,
dan sesungguhnya saya mengerjakannya."
Berdirinya Nabi dalam Shalat Malam Sehingga Kedua Kakinya Bengkak
Mughirah bin
Syu'bah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah bangun untuk shalat sehingga kedua
telapak kaki atau kedua betis beliau bengkak. Lalu dikatakan kepada beliau,
'Allah mengampuni dosa-dosamu terdahulu dan yang kemudian, mengapa engkau masih
shalat seperti itu?' Lalu, beliau menjawab, 'Apakah tidak sepantasnya bagiku
menjadi hamba yang bersyukur?'"
Masruq
berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Apakah amal yang paling disukai Nabi?' Ia
menjawab, 'Amal yang dilakukan secara terus-menerus.' (Dalam satu riwayat: 'Amal
yang paling disukai Rasulullah ialah yang dilakukan oleh pelakunya secara
konstan/ajeg.' 7/181). Lalu aku bertanya lagi, 'Kapan beliau bangun?' Aisyah
menjawab, 'Apabila telah mendengar kokok ayam.'" (Dalam satu riwayat: 'Apabila
mendengar kokok ayam, beliau bangun lalu mengerjakan shalat)
Cara Shalat Nabi dan Berapa Rakaat Shalat Beliau pada Waktu Malam
Masruq
berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah tentang shalat malam Rasulullah.' Aisyah
menjawab, 'Adakalanya tujuh, sembilan, dan ada kalanya sebelas rakaat, selain
dua rakaat fajar.'"
Aisyah
berkata, "Nabi biasa melakukan shalat malam tiga belas rakaat, termasuk witir
dan shalat fajar dua rakaat."
Shalat Malam Nabi, Tidurnya, serta Mengenai Apa yang Dihapuskan dari Shalat
Malam Itu,
Firman Allah, "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah
(untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) seperduanya
atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Bacalah
Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu
perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat
(untuk khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada
waktu siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)." (al-Muzzammil:
1-7)
Firman Allah, 'Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu. Karena itu, bacalaah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah. Maka, bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya." (al-Muzzammil: 20)
Ikatan Setan pada Tengkuk (Leher) Jika Seseorang Tidak Shalat Malam
Abu Hurairah
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Setan mengikat tengkuk salah seorang di
antara kamu pada waktu tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan dikatakan,
'Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah.' Apabila ia bangun dan ingat kepada
Allah, maka lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan
(lagi). Dan, jika ia mengerjakan shalat, maka terlepaslah seluruh ikatannya. Ia
memasuki pagi hari dengan tangkas dan segar jiwanya. Jika tidak, maka ia masuk
pagi dengan jiwa yang buruk dan malas."
Jika Seseorang Tidur dan Tidak Shalat Malam, Maka Setan Telah Kencing di
Telinganya
Abdullah
berkata, "Disebutkan di sisi Nabi bahwa ada seorang laki-laki yang selalu tidur
sampai pagi tanpa mengerjakan shalat (malam). Lalu beliau bersabda, 'Setan telah
kencing di telinganya.'"
Allah berfirman,
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun kepada Allah." (adz-Dzaariyaat: 17-18)
Abu
Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, 'Tuhan kita Yang Mahasuci
dan Mahatinggi turun ke langit dunia setiap malam ketika tinggal sepertiga malam yang
akhir dengan berfirman, 'Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan?
Siapakah yang mau meminta kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapa yang mau meminta
ampun kepada-Ku lalu Aku ampuni?'"
Orang
yang Tidur di Permulaan Malam dan Menghidupkan (Yakni Bangun untuk Shalatullail)
pada Akhir Malam Itu
Salman berkata
kepada Abud Darda' r.a., "Tidurlah." Kemudian pada akhir malam, Salman berkata,
"Bangunlah." Nabi saw bersabda, "Salman benar."
Al-Aswad
berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Bagaimanakah shalat Rasulullah di malam
hari?' Ia menjawab, 'Beliau tidur pada permulaan malam, dan bangun di akhir
malam, lalu shalat. Kemudian kembali ke tempat tidur beliau. Apabila muadzin
mengumandangkan azan, maka beliau melompat. Jika beliau mempunyai keperluan,
maka beliau mandi. Jika tidak, maka beliau berwudhu dan keluar.'"
Berdirinya Nabi di Waktu Malam dalam Bulan Ramadhan dan Bulan Iainnya
Abu
Salamah bin Abdurrahman mengatakan bahwa ia bertanya kepada Aisyah,
"Bagaimanakah shalat Nabi di bulan Ramadhan?" Aisyah menjawab, "Rasulullah baik
di bulan Ramadhan maupun di bulan lain tidak pernah menambah atas sebelas
rakaat, yaitu beliau shalat empat rakaat. Namun, jangan kamu tanyakan lagi
tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat (lagi), dan
jangan kamu tanyakan lagi tentang baik dan panjangnya. Lalu, beliau shalat tiga
rakaat. Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum witir?'
Beliau menjawab, 'Wahai Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidak
tidur.'"
Keutamaan Bersuci dan Shalat Sesudah Wudhu di Waktu Malam dan Siang
Abu Hurairah
r.a. mengatakan bahwa Nabi pernah bersabda kepada Bilal pada waktu
subuh,"Hai Bilal, coba ceritakan kepadaku amal yang paling kamu sukai dalam Islam.
Karena aku mendengar bunyi terompahmu di hadapanku di surga." Bilal berkata,
'Tidak ada amal yang paling kusukai melainkan apabila aku selesai berwudhu pada
waktu siang ataupun malam, melainkan aku shalat dengan wudhu itu, seberapa dapat
aku kerjakan."
Tidak Disukai Memberatkan Diri Sendiri dalam Beribadah
Anas bin Malik
r.a. berkata, "Nabi masuk, tiba-tiba ada tali membentang antara dua tiang
masjid. Beliau bertanya, 'Tali apakah ini?' Mereka menjawab, 'Ini adalah tali
Zainab. Apabila ia letih, maka ia bergantung (bersandar) padanya.' Lalu Nabi
bersabda, 'Tidak, lepaskan tali itu. Hendaklah salah seorang di antaramu shalat
secara tangkas. Apabila letih, maka duduklah.'"
Makruh Meninggalkan Shalat di Waktu Malam bagi Orang yang Sudah Biasa
Mengerjakannya
Abdullah bin
Amru ibnul Ash berkata, "Rasulullah berkata kepadaku, 'Wahai Abdullah, janganlah
kamu menjadi seperti Fulan. Ia dahulu biasa mengerjakan shalat malam, lalu
meninggalkan shalat malam itu.'"
Mengekalkan Shalat Sunnah Dua Rakaat Sebelum Subuh
Aisyah r.a.
berkata, "Nabi melakukan shalat isya. Sesudah itu beliau shalat delapan rakaat.
Kemudian shalat dua rakaat sambil duduk. Lalu, beliau shalat lagi dua rakaat
antara azan dan iqamah. Beliau tidak pernah meninggalkan yang dua rakaat (antara
azan dan iqamah subuh) itu."
Keterangan Mengenai Shalat Sunnah Dikerjakan Dua Rakaat Dua Rakaat
Hal itu
diriwayatkan dari Abu Ammar, Abu Dzar, Anas, Jabir bin Zaid, Ikrimah, dan
az-Zuhri radhiyallahu 'anhum.
Yahya bin Sa'id
al-Anshari berkata, "Aku tidak melihat fuqaha-fuqaha negeri kami melainkan
mereka memberi salam pada setiap dua rakaat dari shalat sunnah siang hari."
Jabir bin
Abdullah berkata, "Rasulullah mengajarkan kepada kami untuk istikharah (minta
dipilihkan Allah) dalam seluruh urusan sebagaimana beliau mengajarkan surah
Al-Qur'an kepada kami. Beliau bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kamu
sekalian bermaksud akan sesuatu, maka hendaklah ia shalat dua rakaat selain
fardhu. Kemudian hendaklah ia mengucapkan Do;a Sholat istikharah
Abu Abdillah (Imam Bukhari) berkata, "Abu Hurairah berkata, 'Nabi berpesan kepadaku supaya melakukan shalat dhuha dua rakaat."
Itban berkata,
"Pada suatu hari ketika, sudah agak siang, Rasulullah datang kepadaku bersama
Abu Bakar. Lalu, kami berbaris di belakang beliau, dan beliau shalat dua
rakaat."
Sumber : Ringkasan Sahih Bukhori